Kita
yakini bahwa belum ada suatu perusahaan pun yang dapat mengoperasikan
faktor produksi tanpa memanfaatkan tenaga kerja. Bahkan ada semacam
kecenderungan, makin besar perusahaan dari segi kualitas dan kuantitas,
makin besar jumlah kebutuhan
akan tenaga kerja. Meskipun telah ditemukan teknologi baru berupa mesin-mesin otomatif dan komputerisasi, tetapi bagi sebagian besar perusahaan belum dapat melaksanakan kegiatannya tanpa adanya tenaga kerja. Justru dengan semakin moderennya peralatan produksi (mesin-mesin) kebutuhan tenaga kerja yang professional juga makin meningkat.
akan tenaga kerja. Meskipun telah ditemukan teknologi baru berupa mesin-mesin otomatif dan komputerisasi, tetapi bagi sebagian besar perusahaan belum dapat melaksanakan kegiatannya tanpa adanya tenaga kerja. Justru dengan semakin moderennya peralatan produksi (mesin-mesin) kebutuhan tenaga kerja yang professional juga makin meningkat.
Pengembangan
suatu system pendidikan dan pelatihan terpadu dalam kaitannya dengan
upaya pengembangan sumber daya manusia umumnya dan pembangunan
ketenagakerjaan, khususnya kiranya memang merupakan keharusan dan
kebutuhan yang semakin terasa dewasa ini. Kendatipun gagasan ini
sesungguhnya bukan merupakan hal baru, namun rintisan pelaksanaannya
berdasarkan konsep yang jelas ternyata belum direalisasikan sebagaimana
diharapkan.
Tanggung
jawab pengadaan tenaga berkualitas tersebut, merupakan tanggung jawab
banyak pihak, seperti : pemerintah, badan usaha pemakai tenaga kerja,
lembaga pendidikan dan pelatihan, lembaga pendidikan formal termsuk
perguruan tinggi, koperasi, usaha Negara, usaha swasta, organisasi
karyawan, dan lembaga kemasyarakatan. Tanggung jawab itu perlu secara
terkoordinasi dan terpadu; dan oleh karenanya timbul pemikiran
konseptual untuk mengembangkan suatu system pendidikan dan pelatihan
terpadu, yang mampu melaksanakan program orientasi terpadu guna
menghasilkan tenaga kerja professional dan terampil. System orientasi
tersebut sangat dibutuhkan sebagai wahana pembinaan ketenagakerjaan yang
mampu beroperasi secara efektif dan menghasilkan tenbaga kerja yang
siap pakai.
Tujuan
orientasi adalah untuk membantu karyawan baru, membuat penyesuaian yang
mulus di tempat kerja mereka. Untuk melakukan hal itu, dibutuhkan
program orientasi yang terencana dan di laksanakan dengan baik yang akan
:
• Mengurangi tingkat kegelisahan karyawan
• Mendorong sikap positif terhadap organisasi
• Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak tertangani pada saat perekrutan
• Memperkuat dan menetapkan ekspektasi kerja yang realistis
• Mengurangi tingkat kegelisahan karyawan
• Mendorong sikap positif terhadap organisasi
• Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak tertangani pada saat perekrutan
• Memperkuat dan menetapkan ekspektasi kerja yang realistis
Tujuan
pelatihan di tempat kerja, baik karyawan baru ataupun karyawan lama,
adalah untuk memastikan adanya kesesuaian antara persyaratan yang
dituntut oleh suatu pekerjaan dengan ketrampilan serta kompetensi
karyawan. Orientasi memungkinkan karyawan baru mungkin akrab dengan
lingkungan kerja dan mendapatkan rasa memiliki yang merupakan bibit dari
komitmen terhadap Organisasi. Sasaran utama orientasi di tempat kerja
adalah untuk :
• Membuat karyawan baru merasa diterima dan nyaman
• Menciptakan persepsi positif terhadap organisasi
• Mengkomunikasikan prosedur dasar organisasi kepada karyawan baru
• Membentuk dasar untuk pelatihan berkelanjutan
• Mengkonfirmasikan keputusan karyawan untuk bergabung dengan organisasi
• Memulai proses pengintegrasian karyawan baru ke dalam angkatan kerja organisasi
A. Pengertian Pelatihan dan Pengembangan
Penggunaan istilah pelatihan (training) dan pengembangan (development) dikemukakan oleh beberapa para ahli. Pendapat-pendapatnya dapat diketahui sebagai berikut :
Dale Yoder menggunakan istilah pelatihan untuk pegawai pelaksana dan pengawas, sedangkan istilah pengembangan ditujukan untuk pegawai tingkat manajemen. Istilah yang dikemukakan oleh Dale Yoder adalah rank and file raining, supervisor training, dan management development.
Edwin B. Flippo menggunakan istilah pelatihan untuk pegawai pelaksana dan pengembangan ntuk tingkat pimpinan. Istilah-istilah yang dikemukakan olehnya adalah training operative personnel dan excecutive development.
B. Pelatihan Karyawan
• Membuat karyawan baru merasa diterima dan nyaman
• Menciptakan persepsi positif terhadap organisasi
• Mengkomunikasikan prosedur dasar organisasi kepada karyawan baru
• Membentuk dasar untuk pelatihan berkelanjutan
• Mengkonfirmasikan keputusan karyawan untuk bergabung dengan organisasi
• Memulai proses pengintegrasian karyawan baru ke dalam angkatan kerja organisasi
A. Pengertian Pelatihan dan Pengembangan
Penggunaan istilah pelatihan (training) dan pengembangan (development) dikemukakan oleh beberapa para ahli. Pendapat-pendapatnya dapat diketahui sebagai berikut :
Dale Yoder menggunakan istilah pelatihan untuk pegawai pelaksana dan pengawas, sedangkan istilah pengembangan ditujukan untuk pegawai tingkat manajemen. Istilah yang dikemukakan oleh Dale Yoder adalah rank and file raining, supervisor training, dan management development.
Edwin B. Flippo menggunakan istilah pelatihan untuk pegawai pelaksana dan pengembangan ntuk tingkat pimpinan. Istilah-istilah yang dikemukakan olehnya adalah training operative personnel dan excecutive development.
B. Pelatihan Karyawan
Pelatihan
merupakan proses membantu para tenaga kerja untuk memperoleh
efektivitas dalam pekerjaan mereka yang sekarang atau yang akan dating
melalui pengembangan kebiasaan tentang pikiran, tindakan, kecakapan,
pengetahuan, dan sikap yang layak.
Berdasarkan
rumusan tersebut, pelatihan merupakan kunci manajemen lini dan staf.
Manajemen lini memiliki tanggung jawab yang sebesar terhadap
penyelanggaraan pelatihan, sedangkan staf membri teknis opersaional
untuk membantu lini dlam melaksankan fungsinya. Pelatihan berhubungan
dengan efektivitas pekerjaan individu tenaga kerja dan hubungan antar
tenaga kerja yang dikembangkan merupakan program untuk memudahkan
pencapaian tujuan perusahaan. Tujuan pelaksanaan pelatihan adalah agar
para manajer mendapat pengetahuan tentang sikap dan kelakuan tenaga
kerja yang diperlukan agar kondisi perusahaan efektif. Selain tujuan
yang ingin dicapai agar pelaksanaan pelatihan dalam ilmu pengetahuan,
perilaku ini berhubungan erat dengan fungsi pelatihan yang berperan luas
dalam pengambangan manajer.
Manajer
yang moderen berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang meluas di
luar pekerjaan. Mereka tidak hanya merasa puas dengan perumusan hubungan
antarmanusia. Kecakapannya harus meliputi kemampuan untuk menyatakan
secara umum keterangan riset yang pokok serta melihat, merasa, dan
memahami antar hubungan dari keanekaragaman perwujudan perilaku individu
dalam pekerjaan.
Berbagai
metode dapat digunakan dalam program pelatihan. Metode pelatihan yang
paling terkenal dan banyak digunakan, antara lain :
1) Metode On The Job Training
1) Metode On The Job Training
Hampir
90% dari pengetahuan pekerjaan diperoleh melalui metode on the job
training. Prosedur metode ini informal, observasi sederhana dan mudah
serta praktis. Pegawai mempelajari pekerjaannya dengan mengamati pekerja
lain yang sedang bekerja, dan kemudian mengobservasi perilakunya.
Aspek-aspek lain dari on the job training adalah lebih formal dalam
format. Pegawai senior memberikan contoh cara mengerjakan pekerjaan dan
pegawai baru memperhatikannya.
Metode
ini dapat pula menggunakan peta-peta, gambar-gambar, samplesampel
masalah dan mendemonstrasikan pekerjaan agar pegawai baru dapat
memahaminya dengan jelas. Metode ini sangat tepat untuk mengajarkan
skill yang dapat dipelajari dalam beberapa hari atau beberapa minggu.
Manfaat dari metode ini adalah peserta belajardengan perlengkapan yang
nyata dan dalam limgkungan
pekerjaan atau job yang jelas.
2) Metode Vestibule atau balai
pekerjaan atau job yang jelas.
2) Metode Vestibule atau balai
Vestibule
adalah suatu ruangan isolasi atau terpisah yang disunakan untuk tempat
pelatihan bagi pegawai baru yang akan menduduki suatu pekerjaan. Metode
ini merupakan metode pelatihan yang sangat cocok untuk banyak peserta
(pegawai baru) yang dilatih dengan jenis pekerjaan yang sama dan dalam
waktu yang sama. Pelaksanaan metode ini biasanya dilakukan dalam waktu
beberapa hari sampai beberapa bulan dengan pengawasan instruktur,
misalnya pe;atihan pekerjaan, pengetikan klerek, operator mesin.
3) Metode Demonstrasi dan Contoh
3) Metode Demonstrasi dan Contoh
Suatu
demonstrasi menunjukkan dan merencanakan bagaimana suatu pekerjaan atau
bagaimana sesuatu itu dikerjakan. Metode ini melibatkan penguraian dan
memeragakan sesuatu melalui contoh-contoh. Metode ini sangat mudah bagi
manajer dalam mengajarkan pegawai baru mengenai aktivitas nyata melaui
suatu tahap perencanaan dari “Bagaimana dan apa sebab” pegawai
mengerjakan pekerjaan yang ia kerjakan. Metode ini sangat efektif, kaena
lebih mudah menunjukkan kepada peserta cara mengerjakan suatu tugas,
karena dikombinasikan dengan alat Bantu belajar seperti : gambar-gambar,
teks materi, ceramah, diskusi.
4) Metode Simulasi
4) Metode Simulasi
Metode
ini merupakan suatu situasi atau peristiwa menciptakan bentuk realitas
atau imitasi dari realitas. Simulasi ini merupakan pelengkap sebagai
tehnik duplikat yang mendekati kondisi nyata pada pekerjaan. Metode
simulasi yang popular adalah permainan bisnis (bussiness games).
Metode ini merupakan metode pelatihan yang sangat mahal, tetapi sangat bermanfaat dan diperlukan dalam pelatihan.
5) Metode Apprenticeship
5) Metode Apprenticeship
Metode
ini adalah suatu cara mengembangkan ketrampilan (skill) pengrajin atau
pertukangan. Metode ini tidak mempunyai standar format. Pegawai peserta
mendapatkan bimbingan umum dan dapat langsung mengerjakan pekerjaannya.
6) Metode Ruang Kelas
6) Metode Ruang Kelas
Metode
ini merupakan metode training yang dilakukan di dalam kelas walaupun
dapat dilakukan di area pekerjaan. Metode ruang kelas adalah kuliah,
konferensi, studi kasus, bermain peran dan pengajaran berprogram
(programmed instruction).
Pelatihan
karyawan dewasa ini menjadi sangat penting dikarenakan beberapa alasan.
Pelatihan dapat mengurangi jumlah waktu belajar yang diperlukan
karyawan utnuk mencapai suatu tingkat atau standar yang telah ditetapkan
pada suatu pekerjaan tertentu. Pe;atihan bermanfaat bagi karyawan
secara individual karena memungkinkan mereka memperoleh tambahan
pengetahuan dan ketrampilan dan bahkan mungkin dapat membentuk sikap
positif karyawan yang bermanfaat bagi organisasi. Bagi organisasi secara
keseluruhan, pelatihan memberi peluang yang lebih baik bagi suatu
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja, baik dari segi
jumlah maupun mutunya.
Pelatihan
karyawan, seperti halnya penempatan karyawan, harus dipandang sebagai
suatu proses, bukan sebagai kejadian sesaat (short affair). Pada umumnya
dalam seluruh masa kerjanya, karyawan akan dilatih dan dilatih kembali
berkali-kali dari waktu
ke waktu.
C. Pengembangan Karyawan
ke waktu.
C. Pengembangan Karyawan
Proses
pengembangan terdiri atas tindakan memutuskan kompetensi, ketrampilan
atau pengetahuan yang perlu dikembangkan, dan bagaimana mencapainya.
Sebagaimana dengan kebanyakan keputusan maajerial, seorang manajer harus
mengambil keputusan ini berdasarkan sumber daya dan kesempatan yang
tersedia. Tidak ada gunanya merencanakan program pengembangan
besar-besaran jika sumber dayanya habis ditengah jalan. Tidak ada
gunanya mengirim seorang anggota tim untuk mengikuti kursus pelatihan
berbiaya mahal jika ia tidak diberi kesempatan untuk mempraktekkan
ketrampilan yang ia peroleh tersebut setelah kembali bekerja.
Jadi,
titik awalnya adalah mengenali status kompetensi pemegang tugas.
Kompetensi mana yang diperlukan untuk tugas itu? Ketrampilan mana yang
dimilki pemegang tugas, tetapi belum dimanfaatkan? Setelah
mengidentifikasi kebutuhankebutuhan pengembangan tersebut, seorang
manajer dapat menyusun suatu rencana pengembangan. Pastikan bahwa
rencana tersebut mencakup tindakan-tindakan SMART :
spesifik
(specific), dapat di ukur (measurable), dapat dicapai (achievable),
realistis (realistic), dan terutama tepat waktu (timely). Barangkali
sulit merencanakan pengembangan atau pelatihan untuk waktu yang paling
sesuai, tetapi kegiatan-kegiatan
yang terlalu cepat atau terlalu lambat akan kehilangan banyak nilai.
yang terlalu cepat atau terlalu lambat akan kehilangan banyak nilai.
Berbagai
metode dapat digunakan dalam program pengembangan. Metode pengembangan
yang paling terkenal dan banyak digunakan, antara lain :
a) Metode Understudy
a) Metode Understudy
Teknik
pengembangan understudy serupa dengan metode on the job. Belajar dengan
berbuat ditekankan melalui kebiasaan. Pada tehnik understudy tidak
melakukan tugas secara penuh, tetapi diberikan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Dalam understudy, peserta diberikan latar belakang
masalah dan pengalaman-pengalaman tentang suatu kejadian, kemudian
mereka harus menelitinya dan membuat rekomendasi secara tertulis tentang
masalah-masalah yang berhubungan dengan tugas-tugas unit kerja.
Motivasi dan minat kerja pada umumnya tinggi apabila digunakan tehnik understudy. Konsep understudy memungkinkan perencanaan pegawai secara sistematis dan terkoordinasi serta dapat digunakan dengan jarak waktu yang lama.
b) Metode Job Rotasi dan kemajuan berencana
Motivasi dan minat kerja pada umumnya tinggi apabila digunakan tehnik understudy. Konsep understudy memungkinkan perencanaan pegawai secara sistematis dan terkoordinasi serta dapat digunakan dengan jarak waktu yang lama.
b) Metode Job Rotasi dan kemajuan berencana
Job
rotasi yang melibatkan perpindahan peserta dari suatu pekerjaan pada
pekerjaan lainnya. Kadang-kadang dari suatu penempatan pada penempatan
lainnya yang direncanakan atas dasar tujuan belajar. Keuntungan job
rotasi adalah antara lain : pegawai peserta mendapatkan gambaran yang
luas mengenai berbagai macam jenis pekerjaan, mengembangkan kerjasama
antara pegawai, menentukan jenis pekerjaan yang sanagt diminati oleh
pegawai, mempermudah penyesuaiaan diri dengan lingkungan tempat bekerja,
sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan penempatan kerja yang
sesuai dengan potensi pegawai.
c) Metode Coaching-Counseling
c) Metode Coaching-Counseling
Coaching
adalah suatu prosedur mengajarkan pengetahuan dan
ketrampilanketrampilan kepada pegawai bawahan. Peranan job coach adalah
memberikan bimbingan kepada pegawai bawahan dalam menerima suatu
pekerjaan atau tugas dari atasannya.
Counseling
merupakan pemberian bantuan kepada pegawai agar dapat menerima diri,
memahami diri dan merealisasikan diri, sehingga potensinya dapat
berkembang secara optimal dan tujuan perusahaan dapat tercapai. Dengan
penyuluhan pegawai, diharapkan aspirasinya dapat berkembang dengan baik
dan pegawai yang bersangkutan mampu mencapai kepuasan kerja.
Lain
halnya dengan fungsi pelatihan, arti pentingnya pengembangan manajer
baru disadari dan diterima secara luas dewasa ini. Alasan mengapa
pengembangan sangat penting adalah sama dengan alas an mengapa pelatihan
penting. Jika kita berpendapat bahwa training dan re-training adalah
suatu proses terus menerus yang tiada akhirnya, maka kita juga harus
menerima pendapat pengembangan manajer yang terus menerus; dimana
setiap manajer berkembang melalui serangkaian posisi atau jabatan
perasional.
Pengembangan
bukanlah sekedar pelatihan. Banyak kesempatan untuk menjalankan
pengembangan muncul dari pekerjaan itu sendiri. Lihatlah apa yang dapat
ditawarkan pekerjaan tersebut sebelum berinvestasi dalam
alternative-alternatif lain yang mahal dan menyita waktu.
Kesempatan-kesempatan ditempat kerja ini dapat terlewatkan atau
diabaikan begitu saja hanya karena mengutamakan penyelesaian pekerjaan
tersebut. Mendatangi tempat kerja adalah cara yang sangat baik untuk
mempelajari persoalanpersoalan yang ada.
Jawaban
yang paling sederhana dari pertanyaan mengapa pelatihan dan
pengembangan tenaga kerja harus dikembangkan adalah jika perusahaan
tidak mengembangkannya, maka perusahaan akan kehilangan karyawannya.
Organisasi yang tidak memberi harapan bagi orang-orang yang mempunyai
keterampilan kemungkinan hanya akan memiliki staf yang tidak terampilan
dan tidak dapat diandalkan. Dalam katakata yang lebih positif, manusia
yang berkembang adalah sumber yang lebih berharga. Manajer akan
memperoleh lebih banyak dari mereka sebagai ganti uang yang perusahaan
keluarkan. Pengembangan staf yang ada pun jauh lebih murah daripada
merekrut dan mendidik karyawan-karyawan baru. Berinvestasi dalam orang
dan pengembangannya akan mengurangi biaya operasi organisasi dan
menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih besar.
Keputusan
yang benar-benar sulit adalah menentukan berapa biaya investasi untuk
mengembangkan orang-orang. Makin besar investasi, makin leluasa
perusahaan dalam mempekerjakan seseorang, dan mereka makin tertarik
memasuki persaingan. Setiap organisasi harus menentukan pilihan antara
berinvestasi dalam manusia dan risiko kehilangan investasi tersebut.
Dari
sudut pandang langsung perusahaan, pengembangan seseorang di tempat
kerja dapat membantunya untuk secara lebih kopeten melakukan
pekerjaannya. Ini akan makin meningkatkan produktivitasnya sendiri dan
produktivitas oragnisasi tersebut.
Tanggung
jawab untuk mewujudkan pengembangan manusia ini dapat dipandang sebagai
suatu yang sangat mirip dengan peran orangtua. Beberapa manajer sangat
bersikap mengajari dan keras. Manajer lain bersikap lebih membantu dan
mendorong orang untuk mencari jalannya sendiri dan menilai
perkembangannya sendiri. Jika anda sudah pernah merasakan orangtua yang
baik, besar kemungkinan anda akan berkembangan menjadi individu yang
matang, percaya diri, sanggup menguasai diri, dan sanggup mengambangkan
diri sendiri. Sama halnya, jika anda membimbing tim anda dengan cara
memberdayakannya dan penuh perhatian, kemungkinan besar mereka akan
menjadi anggota-anggota tim yang berhasil dan percaya diri. Lepas dari
kepuasan karena ikut serta dalam pengembangan orang lain, sikap yang
positif terhadap perkembangan orang lain ini membantu anda untuk
berkinerja lebih baik dan memberi kontribusi yang lebih bernilai.
Pengembangan
sering diartikan pelatihan dan terlalu sering pelatihan itu berarti
kursus. Namun, sebenarnya pengembangan adalah suatu proses yang jauh
lebih luas dan lebih kaya daripada hanya mengikuti kursus pelatihan.
Belajar seumur hidup yang sesungguhnya dapat terjadi dalam bentuk
berbagai cara, lingkungan social, hubungan dan pembicaraan.
C. Proses Pelaksanaan pelatihan
C. Proses Pelaksanaan pelatihan
Keputusan
penyelenggaraan Pelatihan dan Pengembangan haruslah bertumpu pada data
terbaik yang tersedia, yang dihimpun dalam suatu penilaian kebutuhan
(needs assessment). Dalam penilaian kebutuhan dilakukan diagnosis
terhadap masalah-masalah saat ini dan tantangan-tantangan di masa
mendatang yang akan dihadapi. Cascio (1995) menyatakan Penilaian
kebutuhan dilaksanakan dalam 3 (tiga) tipe analisis yaitu analisis
organisasional, analisis operasional, dan analisis individu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar